~~Tanpa ilmu dan amal aku bukanlah insan sempurna,aku hanyalah seorang yang berdosa... Aku amat mencintai orang² yang soleh, meskipun aku BUKAN sebahagian dari mereka.... Aku sangat benci orang² yang bermaksiat, meskipun tanpa sedar, aku SEBAHAGIAN dari mereka..... Memang aku tak layak berbicara tentang ilmu AGAMA , tapi aku mahu bersama dengan orang² yang tinggi ilmu AGAMA nya~~!.

Jauhkan diri dari ghibah (mengumpat)

Posted by Dea at Saturday, October 12, 2013
NABI Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menutup aib seorang hamba di dunia melainkan nanti di hari kiamat Allah juga akan menutup aibnya.” (HR. Muslim)

Tiada manusia yang sempurna dalam segala hal kecuali Rasulullah s.a.w. Biar pun indah pada rupa, tapi gaya bicaranya sangat lemah. Elok dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinggung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain.

Sebahagian dari kita, ada yang boleh menahan diri untuk tidak membicarakan aib orang lain, tapi ada juga sebahagian dari kita yang sulit menahan diri untuk tidak menggambarkan keburukan seseorang kepada orang lain. Bagi sebahagian orang, hal ini terasa sulit, kerana lidah kerap kali jadi nakal. Selalu saja terjentik untuk menyampaikan isu-isu baru yang menarik. Walau sebenarnya dia mengetahui, bahawa sesuatu yang menarik buat orang lain kadang buruk buat bahan yang dibicarakan. Di situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih dan menilai, mana yang perlu dikhabarkan dan mana yang tidak. Perhatikan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut, "Tidak akan masuk syurga orang yang suka mendengar berita rahsia orang lain." (Al-Bukhari).

Sebaiknya, sebelum kita memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah dengan jujur seperti apa diri kita lebih baik atau lebih buruk? Apabila ternyata kita lebih baik, maka bersyukurlah, namun jika ternyata kita lebih buruk, maka segera bertaubat. Inilah yang dimaksud dengan, "bahawa seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin lainnya. Dan bila kita menemukan bahawa diri kita masih lebih baik dari saudara mukmin yang lain, maka jangan hendaknya menjadikan kita sombong dan sesuka hati menyebarkan aib orang lain."

Perbuatan seperti ini selainnya tidak baik menurut perasaan dan akal sihat kita, ternyata syariat yang mulia pun mengharamkannya bahkan menekankan untuk melakukan yang sebaliknya iaitu menutup dan merahsiakan aib orang lain.

Ketahuilah wahai saudaraku, siapa yang suka menceritakan kekurangan dan kesalahan orang lain, maka dirinya pun tidak aman untuk diceritakan oleh orang lain. Seorang ulama salaf berkata, “Aku mendapati orang-orang yang tidak memiliki cacat cela, lalu mereka membicarakan aib manusia maka manusia pun menceritakan aib-aib mereka. Aku dapati pula orang-orang yang memiliki aib namun mereka menahan diri dari membicarakan aib manusia yang lain, maka manusia pun melupakan aib mereka.”

Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara. Perhatikan firman Alllah SWT berikut ini,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." (QS. Al Hujuraat 49 : 10)

Ketahuilah, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sedari, ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli, iaitu, tidak boleh memegang rahsia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong (kerana belum tentu yang diceritakannya benar). Ketahuilah, semakin banyak aib yang ia bicarakan dan disebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar.

Lihatlah pula firman Allah SWT berikut ini,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat 49 :12).

Perhatikan hadith berikut ini: "Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat." (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)

Perhatikan juga sabda Rasulullah s.a.w. berikut ini: "Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi s.a.w.: Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi s.a.w.: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya." (HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Jadi bila masih ada dari kita yang kadang masih suka membicarakan dan atau mengungkapkan aib orang lain (sekalipun aib itu benar) maka sedarlah segera, kerana ghibah merupakan dosa besar yang hanya akan diampuni, setelah orang yang kita ghibah memaafkan kita. Dan biasanya, kebanyakan dari kita, sangat malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan kita, pada orang yang telah kita bicarakan aibnya.

Jika engkau merasa keras hatimu dan lemah badanmu dan berkurang rezekimu, maka ketahuilah bahawa engkau telah membicarakan yang bukan kepentinganmu.

(dipetik dari  http://insaaniyyah.blogspot.com)


~ astarghfirullah..moga iman dpt memimpin lidah..

0 comments:

Post a Comment

 

Tentang Dea © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor